Mengapa 10 Muharam Disebut Sebagai Lebaran Anak Yatim? Berikut Penjelasannya!

Graha Nusantara, Jakarta – 10 Muharam tanggal yang sangat identik dengan lebaran anak yatim. Ketika menyebut 10 Muharam mungkin kalimat yang akan terlintas di kepala adalah lebaran anak yatim.

Lantas mengapa disebut sebagai lebaran anak yatim?

Pada tanggal 10 Muharam terdapat anjuran untuk umat Islam memberikan santunan kepada anak yatim.

Oleh karena itu, banyak sekali umat Islam yang memberikan santunannya kepada anak yatim pada tanggal ini sehingga menimbulkan kegembiraan untuk para anak yatim dan itulah yang menjadi alasan disebutnya 10 muharam sebagai lebaran anak yatim.

Memberikan santunan pada tanggal 10 muharam atau hari Asyura akan mendapatkan ganjaran berupa ditinggikannya derajat dengan setiap helai rambut yang diusap.

Satu helai rambut yang diusap akan mengangkat satu derajat orang tersebut. hal ini sesuai dengan sabda Nabi pada salah satu hadits.

“Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyura (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.”

Meskipun hadits ini dianggap sebagai hadits, ulama meyakini hal ini bukanlah suatu hal yang salah dan tidak boleh dilakukan. hal ini boleh dilakukan dan merupakan hal yang baik jika dilakukan, asalkan tidak memaknai hal ini dengan hanya menyantuni anak yatim hanya diperbolehkan dilakukan pada tanggal 10 muharam saja.

Menyantuni anak yatim adalah hal yang sangat baik. Sehingga dilakukannya hal ini juga merupakan hal yang baik dan akan mendapatkan ganjaran yang baik pula disisi Allah Tuhan yang Maha Esa.