Serpong, Tangerang Selatan - Banyak orang memiliki kebiasaan minum teh saat sahur dan berbuka puasa. Rasanya yang nikmat dan efeknya yang menyegarkan membuat teh menjadi pilihan favorit.
Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan ini ternyata tidak disarankan oleh para ahli kesehatan? Ada sejumlah alasan ilmiah mengapa teh sebaiknya dihindari saat sahur dan berbuka, mulai dari risiko dehidrasi hingga gangguan pencernaan.
Dampak Negatif Teh Saat Berbuka dan Sahur
Minuman teh, terutama es teh manis, kerap menjadi pilihan pertama saat berbuka puasa. Namun, menurut Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB University, Ali Khomsan, konsumsi es teh manis bisa menyebabkan kontraksi atau kram perut pada beberapa orang.
"Meskipun tidak semua orang mengalami efek ini, ada individu yang sensitif terhadap teh dan merasakan efek negatifnya," jelasnya.
Selain itu, teh manis mengandung kadar gula yang tinggi, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis setelah berpuasa seharian. Ahli gizi Tan Shot Yen menegaskan,
"Teh manis mengandung banyak gula yang bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara cepat. Banyak orang sulit minum teh tanpa gula, dan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan."
Efek Diuretik dan Dehidrasi
Teh mengandung kafein yang bersifat diuretik, yakni meningkatkan produksi urin. Hal ini dapat menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak cairan dibandingkan yang dikonsumsi.
Tan Shot Yen menekankan bahwa minuman berkafein, seperti teh dan kopi, tidak direkomendasikan saat sahur karena bisa meningkatkan risiko dehidrasi sepanjang hari.
Di samping itu, kafein juga dapat mengganggu pola tidur. Konsumsi teh saat berbuka atau menjelang tidur dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur.
Akibatnya, seseorang mungkin mengalami kesulitan tidur yang berdampak pada kualitas istirahat dan daya tahan tubuh selama puasa.
Gangguan Penyerapan Zat Besi
Masalah lain yang sering tidak disadari adalah kemampuan teh dalam menghambat penyerapan zat besi. Senyawa tanin yang terkandung dalam teh dapat berikatan dengan zat besi dari makanan, sehingga tubuh tidak dapat menyerapnya dengan optimal.
Jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, terutama saat berbuka dan sahur, risiko anemia atau kekurangan zat besi dapat meningkat.
Selain itu, beberapa orang mungkin merasakan mual atau sakit perut setelah mengonsumsi teh dalam jumlah besar atau saat perut masih kosong. Efek ini disebabkan oleh sifat astringen tanin yang dapat mengiritasi lapisan saluran pencernaan.
Alternatif yang Lebih Sehat
Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh selama berpuasa, para ahli menyarankan untuk mengutamakan konsumsi air putih. Air putih lebih mudah diserap tubuh dan tidak memiliki efek samping seperti teh atau minuman berkafein lainnya.
Dengan menjaga pola minum yang sehat, tubuh tetap terhidrasi dengan baik tanpa risiko efek negatif.
Dengan memahami dampak konsumsi teh saat sahur dan berbuka, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih minuman selama bulan Ramadan.
Alih-alih mengandalkan teh, memilih air putih atau jus alami bisa menjadi langkah yang lebih sehat agar ibadah puasa tetap lancar dan tubuh tetap bugar.
(*)