Bogor, Jawa Barat - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir bandang dan longsor di beberapa titik, mengakibatkan kerusakan serius pada infrastruktur dan permukiman warga.
Dampaknya tak hanya dirasakan di Bogor, tetapi juga menjalar ke wilayah Jabodetabek, terutama Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya merupakan akibat dari tingginya curah hujan di Puncak Bogor.
"Banjir di Jakarta dan sekitarnya merupakan kiriman dari Puncak Bogor," ujar BMKG.
Di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, banjir bandang merendam setidaknya 119 rumah warga dan merusak dua jembatan utama.
Kondisi ini memperparah akses masyarakat yang terisolasi akibat arus deras dan material lumpur yang terbawa banjir. Banjir bandang di Puncak Bogor mengakibatkan 119 rumah terendam dan jembatan putus.
Tak hanya banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik, menyebabkan kerusakan pada rumah dan fasilitas umum. Warga pun terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Pemerintah daerah bersama BPBD dan TNI-Polri bergerak cepat mengevakuasi korban serta membersihkan material longsor yang menghambat jalan utama.
Sejumlah pihak kini mulai mempertanyakan apakah bencana ini murni akibat cuaca ekstrem atau ada faktor lain yang memperburuk situasi.
Dedi Mulyadi, anggota DPR RI, menyoroti keberadaan tempat wisata di kawasan Puncak yang diduga menyebabkan penyumbatan aliran sungai.
"Dampak banjir di Bogor ini tidak bisa dianggap sepele. Jika ditemukan pelanggaran, izin usaha wisata yang menyebabkan kerusakan lingkungan harus dicabut," tegasnya.
Situasi ini kembali menegaskan bahwa banjir di wilayah Jabodetabek tidak hanya disebabkan oleh buruknya sistem drainase perkotaan, tetapi juga kondisi hulu yang terus mengalami degradasi lingkungan.
Sementara itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada karena potensi hujan lebat masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
(*)
