Ciputat, Tangsel - Pemerintah Kota Tangerang Selatan di bawah kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakilnya, Pilar Saga Ichsan, kembali menegaskan komitmennya untuk membangun jalur Moda Raya Terpadu (MRT) yang menghubungkan Lebak Bulus dan Serpong.
Proyek ambisius ini menjadi bagian dari program unggulan mereka untuk periode 2025-2030, dengan tujuan utama meningkatkan konektivitas dan mengurangi kemacetan di kawasan Tangerang Selatan.
Keberadaan MRT diharapkan menjadi solusi bagi mobilitas masyarakat yang selama ini bergantung pada moda transportasi darat yang sering kali terjebak kemacetan.
Dengan panjang sekitar 12 kilometer, proyek ini bukan hanya akan mempercepat waktu tempuh, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar jalur MRT.
“Pembangunan MRT di Tangsel jadi solusi kemacetan dan peningkatan ekonomi daerah,” ungkap Pilar Saga Ichsan.
Meski demikian, proyek ini menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal pendanaan.
APBD Tangerang Selatan yang berkisar Rp 4 triliun dinilai belum cukup untuk membiayai pembangunan infrastruktur sebesar ini.
Oleh karena itu, pemerintah kota tengah mencari solusi alternatif, termasuk menggandeng pihak swasta untuk investasi.
“Kami berkomitmen melanjutkan pembahasan proyek ini bersama pemerintah pusat dan sektor swasta,” ujar Benyamin Davnie.
Selain MRT, pemerintah kota juga telah merancang sejumlah proyek infrastruktur lainnya guna mengatasi permasalahan lalu lintas.
Penyediaan lahan untuk pembangunan flyover Serpong dan underpass Jombang, serta pelebaran delapan titik simpang sebidang, menjadi bagian dari strategi besar mereka.
“Ini bagian dari upaya kami untuk mengurai kemacetan di Tangsel,” kata Benyamin.
(*)
