Mengenal Hari Karyuliarto, Perjalanan Karier hingga Kontroversi di Pertamina
Hari Karyuliarto adalah seorang profesional di industri energi Indonesia yang pernah menjabat sebagai Direktur Gas dan Corporate Secretary di PT Pertamina (Persero).
Namanya dikenal luas di sektor migas, terutama dalam upaya pengembangan infrastruktur gas nasional. Namun, perjalanannya di dunia korporasi juga diwarnai oleh kasus hukum yang melibatkan pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG).
Karier di Pertamina
Hari Karyuliarto meniti kariernya di sektor energi hingga mencapai posisi strategis di PT Pertamina (Persero). Ia pernah menjabat sebagai Corporate Secretary, sebuah posisi yang berperan penting dalam komunikasi dan hubungan publik perusahaan.
Pada tahun 2012, ia diangkat sebagai Direktur Gas Pertamina, sebuah jabatan yang mengemban tanggung jawab besar dalam pengelolaan bisnis gas alam.
Dalam masa jabatannya, Hari terlibat dalam berbagai inisiatif untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, terutama melalui pengembangan jaringan distribusi gas serta pengelolaan infrastruktur LNG.
Langkah-langkah strategisnya berorientasi pada pemanfaatan gas alam sebagai sumber energi utama bagi industri dan rumah tangga di Indonesia.
Pengadaan LNG dan Kasus Hukum
Pada tahun 2016, nama Hari Karyuliarto mencuat dalam pemberitaan nasional setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan LNG Pertamina.
Kasus ini terkait dengan dugaan penyimpangan dalam kontrak impor LNG yang dilakukan Pertamina untuk memenuhi kebutuhan energi domestik.
Investigasi KPK mengarah pada indikasi adanya pelanggaran dalam proses pengadaan yang berpotensi merugikan negara. Penyelidikan ini mengundang perhatian publik, mengingat peran strategis LNG dalam perekonomian dan ketahanan energi Indonesia. Kasus ini pun menambah daftar panjang skandal di sektor migas yang melibatkan sejumlah petinggi perusahaan negara.
Warisan dan Dampak
Sebagai seorang eksekutif, Hari Karyuliarto meninggalkan jejak dalam pengelolaan bisnis gas di Pertamina. Terlepas dari kontroversi yang menjeratnya, kontribusinya dalam pengembangan infrastruktur LNG dan peningkatan pemanfaatan gas domestik menjadi bagian dari transformasi energi nasional.
Kasus yang melibatkan dirinya juga menjadi refleksi atas pentingnya transparansi dan tata kelola yang baik dalam sektor energi, yang memiliki dampak luas bagi perekonomian negara.
(*)
