Sukabumi – Di balik kehidupan sehari-hari warga Kampung Lio, tersembunyi kisah sejarah yang jarang diketahui banyak orang.
Kampung yang terletak di Desa Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini dulunya merupakan tempat latihan perang tentara kolonial Belanda.
Bukti-bukti sejarah itu masih membekas, meskipun kini Kampung Lio telah berkembang menjadi permukiman yang mandiri.
Saksi Bisu Latihan Militer Kolonial
Pada era Hindia Belanda, Kampung Lio dijadikan lokasi strategis untuk melatih pasukan.
Hal ini disebabkan oleh kondisi geografisnya yang terdiri dari lembah, sungai, dan perbukitan—lingkungan yang ideal untuk simulasi pertempuran.
Tak heran, banyak peninggalan sejarah yang masih bisa ditelusuri di daerah ini.
Seorang warga setempat mengungkapkan bahwa di sekitar kampung masih ada jejak-jejak yang diduga peninggalan Belanda.
"Dulu, orang tua kami sering bercerita tentang latihan tentara Belanda di sini. Beberapa peninggalan memang masih ada, tapi banyak yang sudah hilang atau tertimbun tanah," ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Dari Sejarah ke Kemandirian Energi
Meskipun memiliki sejarah kelam sebagai tempat latihan perang kolonial, Kampung Lio kini justru dikenal dengan inovasi kemandirian energinya.
Warga setempat berhasil membangun sembilan turbin air kecil untuk menghasilkan listrik bagi beberapa rumah di kampung ini.
Turbin-turbin ini dibuat dengan memanfaatkan dinamo motor bekas dan aliran Sungai Citarik, yang berada sekitar 300 meter dari desa.
"Inisiatif ini murni dari warga. Kami berusaha mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik, terutama di daerah yang aksesnya masih terbatas," ujar salah satu warga yang terlibat dalam pembangunan turbin tersebut.
Akses dan Kondisi Kampung Saat Ini
Kampung Lio berlokasi di sebuah delta sungai yang dikelilingi perbukitan.
Infrastruktur jalan masih cukup terbatas, terutama saat musim hujan ketika jalan tanah berubah menjadi becek dan sulit dilalui.
Dari titik kampung terjauh ke desa utama berjarak sekitar 7 km, sementara dari desa ke ibu kota kabupaten Sukabumi berjarak sekitar 5 km.
Meskipun akses yang sulit menjadi tantangan, masyarakat Kampung Lio tetap beradaptasi dan berkembang dengan caranya sendiri.
Keunikan sejarah serta inovasi mereka dalam energi mandiri membuat kampung ini menjadi salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari lebih lanjut.
Kampung Lio tidak sekadar bagian dari sejarah kolonial, tetapi juga contoh bagaimana sebuah komunitas bisa bangkit dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Dari tempat latihan perang Belanda hingga menjadi kampung yang mandiri dalam hal energi, Kampung Lio menawarkan kisah inspiratif tentang ketahanan dan inovasi masyarakatnya.
(*)