Pekalongan – Media sosial kembali dihebohkan oleh aksi seorang pejabat publik yang tak mampu menahan emosi. Kali ini, sorotan tertuju pada Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, yang kedapatan membalas komentar netizen dengan kata-kata kasar.
Insiden ini bermula dari unggahan Instagram resmi Fadia, yang kemudian memicu perdebatan di kolom komentar.
Dalam unggahan tersebut, beberapa netizen memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan keluhan terkait kondisi daerah, termasuk peresmian Rumah Sakit Ki Ageng Sedayu yang belum terlaksana. Salah satu komentar berbunyi:
“Peresmian RS Ki Ageng Sedayu kapan, Bu? Kabarnya anggaran sekian enggak keluar? Terus, waktu kemarin acara di Ketandan Wiradesa, kenapa dipanggil enggak datang, Bu? Wedi (takut) diperiksa kah?”
Tak disangka, akun resmi Fadia Arafiq memberikan respons yang tak terduga. Dalam tanggapan yang kini viral, akun tersebut menulis:
“Mulutmu kalau ngomong ojo (jangan) kurang ajar, diperiksa penegak hukum, mampus koe mengko (mampus kamu nanti)! Urusan anggaran rak keluar, anggaran opo??? Jangan sampai dicari koe, rak iso kasih pertanggungjawaban omonganmu! #admin”
Sontak, tanggapan ini memicu reaksi keras dari warganet. Kritik pun bermunculan, mempertanyakan etika seorang pejabat publik dalam menghadapi kritik masyarakat.
Tidak lama setelah insiden tersebut menjadi perbincangan luas, akun Instagram Fadia Arafiq (@fadiaarafiq.official) langsung dikunci, membatasi akses publik terhadap unggahannya.
Menanggapi kontroversi ini, Fadia memberikan klarifikasi bahwa akun tersebut memang dikelola oleh beberapa admin.
Ia mengklaim bahwa salah satu adminnya terpancing emosi setelah menerima pesan langsung (DM) yang dianggap tidak sopan dari netizen.
Ia juga menegaskan bahwa sudah menegur adminnya agar lebih sabar dalam menghadapi komentar negatif.
Namun, klarifikasi tersebut belum cukup meredam reaksi publik. Sejumlah warganet dan pengamat menilai bahwa sebagai pejabat publik, Fadia seharusnya lebih bijak dalam merespons kritik.
Media sosial, yang seharusnya menjadi ruang komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, justru menjadi arena konfrontasi yang memperkeruh citra kepemimpinan.
Fadia Arafiq sendiri bukan sosok baru di dunia hiburan maupun politik.
Sebelum menjabat sebagai Bupati Pekalongan periode 2021–2024, ia dikenal sebagai penyanyi dangdut dan putri dari pedangdut legendaris A. Rafiq.
Perjalanan politiknya terbilang mulus, namun insiden ini bisa menjadi ujian bagi kepemimpinannya di mata publik.
Hingga kini, kontroversi ini masih menjadi perbincangan di berbagai platform media sosial.
Apakah langkah Fadia mengunci akun Instagramnya akan meredakan situasi, atau justru menambah tanda tanya besar di benak masyarakat?
***